Masih [Malu] Menceritakan Impianmu?


Beberapa orang cenderung malu untuk menceritakan impiannya. Ia merasa tidak pede untuk mengumbar impian tersebut. Sebagian dari mereka memiliki alasan yang cukup rasional.

Misalnya,
“Aku takut, jika hari ini aku menceritakan segala impianku. Tapi ternyata tidak terwujud di hari esok. Maka aku akan sangat malu.”

“Aku sengaja tidak menceritakan impian itu. Biarkan aku mewujudkannya terlebih dahulu. Setelah terwujud, maka akan jadi kejutan untuk orang-orang di sekelilingku.”

“Apa peduli orang lain dengan impianku? Cukup aku saja yang tahu dan berjuang untuk itu. Toh itukan impianku. Menurutku, impian itu adalah privasi. Tidak untuk dipublikasikan.”
 
“Aku takut diejek jika impian tersebut aku ceritakan kepada mereka. Karena aku pikir,mereka akan berpikir bahwa impianku itu terlalu tinggi untukku.”

Dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya untuk tidak menceritakan impian mereka kepada teman, sahabat, keluarga, rival maupun musuh mereka.

Dan ternyata, sikap diam kita tentang impian tersebut bisa merugikan diri sendiri loh. Kenapa?

Dengan diamnya kita terhadap impian tersebut, itu artinya kita membuang kesempatan mendapatkan doa dari orang-orang sekitar. Bukankah ucapan adalah doa? Dengan seringnya kita mengucapkan hal tersebut, maka semakin sering kita berdoakan? (hehe). Bahkan pepatah pun pernah berkata, ucapkan hal yang baik, siapa tahu nanti didoakan oleh para malaikat.
Selain itu, manfaat yang kamu peroleh dengan menceritakan impianmu kepada semua orang yaitu, kamu akan mendapatkan "Alarm Impian". Rasa semangat itu tidak stabil. Ia cenderung naik dan turun. Ketika kamu sudah menceritakan impianmu kepada orang lain. Maka kamu memiliki tanggung jawab dengan apa yang kamu ucapkan. Dan jika kamu berleha-leha ataupun bermalas-malasan untuk meraih impian tersebut. Maka akan ada orang-orang yang akan menegurmu.

Misalnya,
“Katanya mau jago matematika. Masa nyerah sama soal begituan?”
“Katanya mau kuliah di PTN A. Masa belajarnya Cuma satu jam doang?”
“Katanya mau kuliah di luar negeri. Masa males belajar bahasa inggris?”
“Katanya mau wisuda. Masa males nyiapin proposal?” (wkwkwk. Ini untuk diri sendiri. Haha)
 

Dan sudah tentu, dengan Alarm Impian tersebut kamu akan lebih terpacu untuk mengejar impianmu.
Namun, sampaikanlah impianmu dengan baik. Tidak dengan nada yang terkesan menyombongkan diri. Tidak dengan nada merendahkan. Sampaikan impianmu dengan sekadarnya. Dan mohonlah doa dan dukungan dari orang-orang sekitar. Nyatakanlah bahwa kamu memerlukan dukungan mereka agar kamu bisa mencapai impianmu tersebut.

Selain itu, dengan menceritakan impianmu kepada orang lain. Bisa jadi kamu sedang memotovasi orang lain juga. Disaat orang lain sedang tidak semangat menjalani hidup. Namun dengan mendengar impianmu, diapun terpacu membentuk sebuah impian. Sebab dia akan berpikir, “Lah, dia yang kek gitu aja berani memimpikan hal setinggi itu. Kenapa aku tidak berani?

Dengan demikian, ceritakan impianmu dengan sederhana, wujudkan impianmu dengan usaha dan doa maksimal, serta ceritakan impianmu untuk menginspirasi orang lain.

So, masih enggan dan malu menceritakan impianmu? Ayo dilist di kolom komentar, apa impianmu untuk hari esok?

No comments :

Post a Comment